Serial Dongeng Anak Edisi I
Ditulis Oleh : Ibu Ernika Sondang, S.Pd.
Sudah seminggu ini penyihir Mimi kelabakan mencari-cari keberadaan sapu lidinya yang terkenal sakti itu. Padahal ia merasa kalau sapu lidi miliknya itu tidak pernah ia letakkan jauh-jauh darinya. Apalagi ia sudah memantrainya agar tidak bisa dicuri oleh orang lain. Jadi, rasanya aneh jika sapu lidi itu hilang tanpa jejak.
Sapu lidi penyihir Mimi memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan penduduk kota Atas Angin. Terlebih dalam hal menciptakan kebersihan lingkungan kota, sangat bergantung pada kesaktian sapu lidi itu.
Sebentar lagi akan diadakan lomba Kota Terbersih di negeri Khayangan. Alangkah resahnya hati penyihir Mimi. Tahun kemarin kota Atas Angin berhasil menyabet predikat kota terbersih di Negeri Khayangan mengalahkan kota Mega Biru dan Awan Berbaris yang penduduknya terkenal sangat disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.
Sampah-sampah penduduk kota Atas Angin nampak mulai menumpuk di TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Jalanan di kota Atas Angin semakin terlihat kotor dan dekil. Belum lagi ditambah sikap tidak disiplin para penduduk kota yang terbiasa membuang sampah di sembarang tempat.
Memang selama ini tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan kota Atas Angin dibebankan pada penyihir Mimi seorang saja. Setiap pagi penyihir yang baik hati itu terbang mengelilingi kota Atas Angin menaiki sapu lidinya. Tak lupa ia menyapu habis semua sampah dan beragam jenis kotoran dengan sapu sakti itu. Dalam sekejap kota Atas Angin menjelma menjadi kota super bersih.
Taman kota Atas Angin terkenal dengan keindahan dan kenyamanan suasananya. Semua itu juga dapat tercipta berkat kerajinan dan keuletan penyihir Mimi dibantu sapu lidinya. Kini taman kota itu terlihat kusam dan jorok. Para pengunjung dengan seenaknya membuang sampah di sembarang tempat meski sudah disediakan tong sampah di setiap sudut taman.
Belum lagi aneka tanaman bunga warna-warni yang semula bermekaran sangat indah menghiasi keridangan taman itu, kini nampak layu karena seminggu ini tidak disirami dan dirawat. Kursi-kursi cantik, patung-patung hias, sarana permainan anak-anak, bahkan tembok di sekeliling taman sudah banyak yang rusak dan terdapat coretan di sana-sini. Betapa sedihnya hati penyihir Mimi melihat semua kekacauan yang terjadi di kota tempat tinggalnya.
Penyihir Mimi lalu pergi menemui seorang peramal sahabatnya yang bernama Babibu. Ia ingin menanyakan perihal keberadaan sapu lidinya yang hilang itu. Siapa tahu peramal Babibu mengetahuinya.
“Bagaimana aku bisa melacak sapu lidimu itu. Bukannya sudah kau mantrai? Tentu saja sulit dilacak.” ucap peramal Babibu.
“Tapi apakah tidak ada cara lain untuk menemukan sapu lidiku itu? Aku benar-benar sudah tidak tahan melihat kotaku yang nampak sangat kotor itu. Tanpa sapu lidi sakti itu aku tidak bisa apa-apa!” sahut penyihir Mimi dengan nada penuh keputusasaan.
“Cobalah kau ajak para penduduk kota untuk ikut bergotong royong membersihkan kota. Biar mereka memiliki kepedulian dalam menjaga kebersihan kota tempat tinggal mereka. Jadi, tidak selalu bergantung padamu dan sapu lidi sakti itu!” saran peramal Babibu mengakhiri perbincangan mereka.
Akhirnya penyihir Mimi menuruti saran temannya si peramal. Ia mengumpulkan para penduduk di alun-alun kota. Ia menghimbau para penduduk untuk mengadakan kerja bakti besar-besaran. Akan tetapi, ketika tiba hari pelaksanaan, hanya segelintir penduduk saja yang datang membantunya. Sejak itu penyihir Mimi lebih suka memilih membersihkan kota sendirian saja.
Pagi-pagi sekali ia berangkat dari rumahnya berjalan kaki sambil mendorong gerobak sampah. Tak lupa ia membawa serta peralatan kebersihannya. Ia membersihkan seluruh penjuru kota. Ketika malam telah larut barulah penyihir Mimi pulang dengan tubuh yang sangat lelah.
Setiap hari penyihir Mimi melakukan tugasnya seperti biasa meskipun tanpa bantuan kesaktian sapu lidi ajaibnya . Ia tidak mau melihat kota tempat tinggalnya menjadi kotor dan rusak. Hingga tanpa ia sadari, ia telalu memaksakan diri. Akhirnya penyihir Mimi jatuh sakit karena terlalu lelah bekerja tanpa disertai istirahat yang cukup.
Kabar jatuh sakitnya penyihir Mimi tersebar sampai ke telinga seluruh penduduk kota Atas Angin. Orang-orang berduyun-duyun menengok penyihir Mimi di rumahnya. Mereka merasa sangat bersalah karena telah mengabaikan permohonan bantuan sang penyihir untuk ikut bergotong royong membersihkan kota waktu itu. Tugas berat itu dilakukan penyihir Mimi seorang diri saja. Kini, ia terbaring sakit karena kelelahan.
Para penduduk kota Atas Angin pun secara serempak bekerja bakti melanjutkan tugas menjaga kebersihan lingkungan kotanya yang selama ini dilakukan penyihir Mimi seorang diri. Bahkan mereka mempercantik taman kota dengan membuat air terjun imitasi, menyelipkan banyak hiasan dan tambahan tanaman-tanaman bunga jenis terbaru.
Kota Atas Angin kembali berhasil meraih juara pertama dalam lomba Kota Terbersih di Negeri Khayangan tahun ini. Sapu lidi penyihir Mimi juga telah diketemukan. Ternyata sapu itu sengaja diambil dan disembunyikan peramal Babibu dengan tujuan untuk memberi pelajaran para penduduk kota agar tidak selalu berpangku tangan dalam menjaga kebersihan kota mereka. Ternyata penyihir Mimi pernah memberitahukan mantra yang ia gunakan untuk mengamankan sapu lidinya pada peramal Babibu sehingga dengan mudah sapu itu dapat diambilnya.
Namun keberadaan sapu lidi yang sakti itu tidak terlalu penting lagi. Hal itu dikarenakan penduduk kota Atas Angin sudah mulai menyadari arti penting menjaga kebersihan lingkungan kota mereka. Mereka tidak lagi membuang sampah seenaknya. Mereka pun rutin melakukan kerjabakti di daerah tempat tinggal mereka masing-masing. Ternyata hilangnya sapu lidi penyihir Mimi memberi hikmah yang baik bagi seluruh penduduk kota Atas Angin.
wow keren sekali Bu.........
BalasHapus